Posted on

Comparison Test Mercedes-Benz C180

Comparison Test Mercedes

 

“To drive is to believe.” Sebelum tentukan pilihan di antara C180 serta A200 Sedan, tentunya coba langsung dari balik setir jadi hal harus yang jangan lewatkan. Ditambah dengan beda harga tidak

jauh serta punyai karakter dan detail tidak sama juga.

Diawali pada C180, sedan satu ini memperoleh detail mesin empat silinder 1,5 liter turbo, berikut transmisi 9G-TRONIC yang gerakkan roda belakang. Untuk catatan, membuahkan gabungan tenaga 156 ponsel serta torsi 250 Nm, berikut rasio kompresi 11:1. Lihat pola drivetrain, Mercedes seperti condong ingin membuat ciri-ciri pengemudiannya halus serta nyaman.

Demikian digerakkan, C180 berasa seperti satu sedan Mercedes yang kita mengenal. Pergerakan tenang, tidak ada getaran mesin, serta kabinnya kedap. Dapat dibuktikan, meskipun ialah pilihan C-Class paling murah, kualitas premium dipertahankan. Akselerasi di tiap putaran mesin juga benar-benar linear walau mesin berinduksi turbo.

Dengan transmisi 9G-TRONIC berarti mesin tidak sampai pada rpm tinggi waktu datang di titik peralihan gigi. Akhirnya, mesin semakin hening, kerja transmisi tidaklah sampai menghentak, serta menolong mengirit mengonsumsi BBM. Ditambah dengan ayunan suspensinya yang lembut serta setir mudah, memberi kesan-kesan dewasa serta berwibawa meluncur bersama-sama C180.

Feature Dynamic Select sediakan lima model berkendara; Eco, Comfort, Sport, Sport+, serta Perorangan. Rasa-rasanya tak perlu lagi diterangkan semasing dari model itu. Waktu ada di jalan tol, saya ganti model ke Sport. Skema langsung memberi respon dengan mengganti mapping mesin, transmisi, setir serta sensitivitas ESP. Jujur, sikap mesin waktu model Sport tidak demikian berasa perbedaannya.

Baru waktu memakai Sport+ akselerasi semakin hidup. Melihat tol yang kosong, saya iseng coba injak gas penuh. RPM mesin dan kecepatan bertambah singkat. Setir bertambah cepat waktu tiap dikasih input.

Sesaat dengan A200 Sedan, diberi mesin bertambah solid, 1,3 liter turbo empat silinder. Walaupun kecil, outputnya bertambah galak dengan tenaga 163 ponsel serta torsi sama 250 Nm. Tidak bingung, mesin berkompresi 10,6:1 ini adalah peningkatan dari generasi paling baru. Variasi transmisi automatis 7G-DCT alias dual-clutch langsung mengisyaratkan jika A200 ditujukan untuk bersenang-senang.

Perbedaannya, waktu akan meluncur, A200 tidak langsung bergerak waktu masuk di D (Drive). Dengan dual-clutch, mesin harus diberi sedikit dorongan untuk bikin transmisi gerakkan roda. Cukup meningkatkan ‘kerjaan’ memang, ditambah lagi waktu situasi jalanan macet seperti di Jakarta. Tetapi waktu telah meluncur normal, hampir tidak ada perbedaannya dengan automatis konservatif, saling halus.

Pada keadaan meluncur stabil, misalnya di atas 50 km/jam, suara mesin bertambah terdengar di kabin dibandingkan C180. Dapat dimaklumi, karena transmisi A200 mempunyai jumlah gear tidak sekitar C180, 7 berbanding 9. Jadi lumrah saja jika mesin jadi kerja diperputaran semakin tinggi serta membuat keheningan kabin terkompromi.

Kelebihan A200 Sedan dibandingkan C180, handlingnya bertambah gesit. Sebab dimensinya solid serta berpenggerak roda depan. Ditambah lagi waktu melalui jalanan dalam kota. Roda pendorong serta alternatif arah jadi satu, membuat singkat waktu melalui tikungan patah. Khususnya berputar-putar bali di U-turn, A200 tidak harus mengambil ancang-ancang lebar seperti C180.

Feature Dynamic Select di mobil ini sama. Semua memberikan ubahan ciri-ciri pada mesin, transmisi, setir serta ESP. Secara sama, saya coba perform A200 Sedan di jalan tol lengang. Dalam model Comfort, mesin telah berasa responsive dibandingkan C180. Ketidaksamaan waktu turbo kerja di 2.000 rpm juga berasa, memberikan nafas panjang diperputaran tengah serta atas.

Coba model Sport, mesin lebih galak seperti melecut kuda tunggangan untuk lari. Peralihan gigi bertambah singkat, serta kemudi jadi makin progresif. Tetapi seperti saya katakan, gearbox 7G-DCT membuat mesin ‘teriak’ waktu akselerasi kuat. Serta dapat disadari jika insulasi kabin A200 tidak sekedap C180.

Masalah skema keselamatan, dua mobil ini saling diperlengkapi Active Brake Assist, gunakan sensor yang dipasang dibalik spion tengah. Begitupun dengan Cruise Control serta keyless entry, tetapi belum dibantu KEYLESS-GO Conveniece Package. A200 masih gunakan empat buah sensor parkir, semasing di muka serta belakang. Meskipun C180 tidak punyai itu, minimal waktu situasi macet sensor tidak bising waktu banyak kendaraan lain melalui di samping mobil.

Jadi dengan beda harga tidaklah sampai Rp 50 juta, C180 serta A200 Sedan tawarkan paket yang tidak dapat disebut sama. Dengan bandrol Rp 759 juta (OFR), C180 dapat memberi rasa premium serta nyaman ciri khas sedan Mercedes-Benz. Sesaat Rp 800 juta (OFR) untuk A200 Sedan, jadi sedan solid, sporty serta berfitur hebat, untuk yang perduli masalah performa serta tehnologi. Mereka seperti dua bagian mata uang tidak sama, tawarkan ciri-ciri tertentu seperti keinginan konsumennya.