Posted on

Comparison Test Mercedes-Benz A200 Sedan

Comparison Test Mercedes-Benz A200 Sedan

 

Bicara mobil premium, langsung terngiang Mercedez-Benz. Namanya tidak dapat dibantah, tetap ada untuk calon terkuat antara brand premium lain. Ditambah lagi saat ini banyak tersedia pilihan mode dapat diambil oleh customer. Mulai menyerobot ke beberapa golongan serta fragmen. Buat mereka yang baru ingin naik kelas ke fragmen ini, ada mode basic ‘Baby Benz’ dapat diambil.

Mengapa dianjurkan demikian? Walau sebenarnya di entry level Mercedes saat ini malah ada di mode hatchback atau crossover solid. Faktanya ialah, supaya betul-betul dapat merasai kualitas serta sensasi premium Mercy sebetulnya. Sedan tetap dipandang jadi pilihan yang sangat pas. Seperti kita ketahui, tipe hatchback serta crossover tidak masuk ke predikat untuk Baby Benz.

Nah, ada dua mode menarik yang menjadi pilihan untuk Baby Benz. Dengan ciri-ciri yang lain sebab beda kelas, kedua-duanya tawarkan paket menarik buat mereka yang cari sedan Mercedes paling dapat dijangkau. Mereka ialah Mercedez-Bens C180 serta A200 Sedan.

Pasti, beda customer akan beda keperluan dalam pilih mobil. Karenanya, C180 serta A200 tawarkan paket menarik untuk beberapa customer baru jenama ini. Ditambah lagi bila bicara masalah umur serta demografi calon customer, tentu saja makin memperbedakan opsi di antara pilih C-Class atau A-Class Sedan.

Memang, untuk sedan paling kecil di line up Mercedes sekarang ini, A-Class Sedan otomatis memperoleh predikat untuk Baby Benz paling baru. Dengan beda harga tidaklah sampai Rp 100 juta dengan C180, mana yang bertambah wajar diambil jadi Baby Benz sebenarnya?

Langsung nampak jika C180 serta A200 Sedan ditingkatkan dengan arah serta sasaran customer tidak sama. C-Class terlihat konvensional dengan style classic sedan Mercedes. Sesaat A-Class bertambah berani memperlihatkan garis tajam sporty sedan solid.

Design konvensional serta dewasa dari C180 sudah lama diusung semenjak generasi W205 melaju 2014 kemarin. Bak S-Class atau E-Class yang berkurang. Tarikan garis body serta bentuk lampu benar-benar sama. Lumrah banyak menyebutkan design C, E, serta S-Class seperti Matryoshka, boneka kayu ciri khas Rusia.

Melalui trim Avantgarde Line, penampilan luar C180 condong menawan. Hampir tidak ada komponen menonjol atau menegangkan yang diperlihatkan melalui exterior. Serta cuma ada dua pilihan warna diberi: Obsidian Black serta Polar White. Benar-benar konvensional.

Sesaat A200 Sedan tampil muda seperti ingin mengundang perhatian semua orang, terutamanya yang berjiwa muda. Tatapan tajam terpancar dari lampu ramping dan grille besar diperlihatkan. Memang ini ialah bahasa design paling baru Mercedes-Benz, dipanggil Predator Face. Design ini kiprah kecuali lewat A-Class paling baru, pada CLS generasi ke-3 pada awal 2018. Serta ada sembilan pilihan warna exterior ditawarkan.

Fascia depan saling diberi tehnologi LED High Performnce, tanpa ada peranan adaptif. C180 cukup bertambah menarik dengan grafis spektrum sinaran LED yang bertambah jamak. Sesaat A200 Sedan menonjolkan satu projector LED untuk pemancar sinar penting di setiap bagian.

Salah satu komponen yang sama ialah design pelek palang lima. Tetapi beda ukuran. C180 dengan diameter 17 inci, sedang A200 mengangkat 18 inci. Bila disaksikan bertambah dekat, detilnya tidak sama. Design pelek C180 punyai sela rapat serta cukup tertutup antara tiap palang, seakan meminimalkan kendala udara.

Selaras penampilan luar, kabin kedua-duanya memperlihatkan arah design bersimpangan. Seperti dua figur bertentangan, demikian Mercedes-Benz membuat C180 serta A200 di dalam dan luar.

Yang sangat membekas nampak serta berasa ialah waktu duduk di jok depan. Dalam C-Class, jok dengan bagian sandaran serta alas duduk luas memberikan kesan-kesan mapan serta berkualitas. Semua jok di mode ini dibalut oleh material Artico Leather memiliki warna hitam polos. Warna sama pula jadi topik dari keseluruhnya kabin C180.

Untuk barisan depan, penataan tempat jok dapat dilaksanakan lewat proses elektrik, tetapi terbatas pada pojok rebah (recline) serta ketinggian. Untuk penataan telescopic setir, penataan dilaksanakan dengan tuas mekanis manual. Tidak seperti variasi di atasnya, penataan jok C180 dilaksanakan pada tombol di bawah, bukan dipasang di trim pintu.

Supremasi warna hitam menghiasi sisi dasbor, dengan layout sama punya E serta S-Class. Panel gloss black ditengah-tengah meliuk lantas bersatu sampai tempat konsol tengah. Menawan. Juga dengan sentuhan minimalis melalui dialek metal pada tombol AC, pengatur infotainment, dan frame ventilasi AC. Nuansa minimalis diperlihatkan komposisi ambient lighting, bertambah nampak waktu situasi gelap.

Seakan jadi keunikan C180, nuansa serbahitam memimpin lingkar kemudi. Baik dari bebatan kulit, panel gloss black di tempat tombol audio serta MID, palang tengah sisi bawah, sampai paddle shift. Kesan-kesan monoton ini untuk satu bagian membuat mata tidak cepat capek serta lebih konsentrasi semasa berkendara. Walau variasi terikuth, masih disiapkan tombol starter mesin dibalik setir yang meningkatkan kepraktisan pengemudi.

Seperti di muka, duduk di baris ke-2 sama berasa lega. Dimensi jok besar, bagus untuk penumpang disamping kanan serta kiri. Duduk ditengah-tengah kurang direkomendiasikan untuk penumpang belakang, ditambah ada terowongan gardan transmisi yang masif. Di belakang lumayan komplet dengan dua ventilasi AC, berikut armrest diimbuhi dua cup holder serta kompartemen.

Waktu berubah ke kabin A200, seolah masuk di satu atmosfer tidak sama dari C180. Walau masih mempunyai nuansa premium, aura didalamnya berasa kontemporer. Trim material plastik bertambah mencolok di kabin, khususnya tempat dasbor serta konsol tengah. Yang membuat bertambah sporty, design ventilasi AC bundar seperti kipas turbin, dan dialek printing pola carbon fiber di pintu.

Terpampang dua monitor melintang dari tengah dasbor sampai dibalik setir, semasing 10,25 inci. Tidak seperti di C-Class yang terpisah, walau saling digital. Tetapi A200 bertambah canggih dengan bekalan MBUX, yang dapat terima perintah suara melalui Linguatronic. Beberapa feature di kabin dapat dikontrol melalui perkataan “Hey Mercedes!”.

Trim jok saling dilapisi Artico Leather hitam. Tetapi dimensi jok A200 berasa tidak sebesar C180, walau penataan tempatnya dapat dilaksanakan elektrik semua. Sesaat tombol penataan jok dipasang di trim pintu, seperti biasanya Mercedes sejak dahulu. Gampang dicapai serta dioperasionalkan. Konstruksi jok berasa bertambah sporty karena bantalan tebal dibagian samping.

Sambungan handphone lewat slot USB Tipe C, bagus untuk Apple CarPlay atau Android Auto, membuat kabin A200 bertambah modern. Jika belum memakai piranti USB-C, sediakan adaptor kabel untuk dapat nikmati infotainment. USB-C ada untuk charging port untuk penumpang belakang, sekitar dua unit.

Bicara masalah bangku penumpang belakang, walau dimensi A200 tidak selama serta selebar C180, kenyataannya hampir tidak berasa ketidaksamaan waktu ditempati. Baik legroom atau headroom saling lega untuk penumpang dewasa. Dua ventilasi AC disiapkan di belakang, untuk jamin kesejukan semasa perjalanan. Tatanan ambient lighting yang bertambah semarak mengisyaratkan A200 makin pas ditujukan customer berjiwa muda.